Selang beberapa saat kami, mobil yang kami tumpangi tiba di perhutani Alas Purwo. Sejauh mata memandang hanya terlihat pohon-pohon besar berjajar di pinggiran jalan. Si Sopir turun dari mobilnya, kudengar orang gila itu teriak-teriak menggunakan bahasa jawa. “Kanjeng ngerti niate koe kabeh,” begitu katanya. Aku tidak mengerti kenapa orang gila itu berkata seperti itu.